Setiap kali Anda menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, Anda juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Rokok yang diisap oleh seseorang mutlak melalui mulut, berkontak dengan gigi dan jaringan lunak (mukosa) rongga mulut. Sehingga dapat dipastikan rokok mempunyai pengaruh terhadap gigi dan mulut anda, karena bagian ini (gigi dan mulut) adalah yang pertama terkena paparan asap rokok. Lalu apa pengaruh rokok pada gigi dan mulut?
Saat kita menghisap rokok, asap yang keluar akan menuju rongga mulut. Dalam beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat kimia yang berada dalam rongga mulut akan mempengaruhi jaringan rongga mulut termasuk gigi. Asap yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (kurang oksigen) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.
Efek merokok pada rongga mulut:
· Asap rokok yg dihisap mengakibatkan bau mulut. Hal ini diperparah dengan keadaan rongga mulut yang kering akibat merokok.
· Kandungan tembakau dalam rokok dapat mengakibatkan perubahan warna gigi. Pada mulanya banyak yang beranggapan noda ini disebabkan oleh nikotin. Namun sebenarnya penyebab noda pada gigi adalah hasil pembakaran tembakau yaitu ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Penelitian Shafer dkk mengatakan bahwa noda berwarna coklat akan terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di lapisan luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok hampir seumur hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi dan sukar untuk dihilangkan. Selain itu warna gusi pada perokok juga cenderung lebih gelap.
· Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi. Aliran darah berfungsi membawa nutrisi untuk jaringan. Selain itu, di dalam darah juga terkandung komponen pertahanan tubuh. Hal ini lah yang mengakibatkan perokok lebih mudah terserang penyakit pada rongga mulut dan memperlambat penyembuhan luka.
· Tar dalam asap rokok memperbesar peluang terjadinya radang gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan mahkota dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Penumpukan plak pada gigi dapat meningkatkan resiko karies gigi dan radang gusi.
· Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini lah hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan akan menumpuk sehingga indera perasa menjadi tidak sensitif. Akibatnya perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).
· Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penumpukan plak dan karang gigidapat megakibatkan berbagai penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal), seperti radang gusi. Radang gusi yang tidak ditangani dengan baik dapat menghilangkan perlekatan gusi dengan gigidan membentuk celah yang sering disebut dengan poket. Poket yang dalam merupakan tempat berkumpulnya bakteri dan plak gigi. Bakteri ini lama kelamaan akan merusak jaringan yang melekatkan gigi dengan tulang. Akibatnya gigi akan goyang dan pada akhirnya dapat tanggal. Pada perawatan penyakit jaringan penyangga gigi, pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut karena lemahnya pertahanan pada mukosa rongga mulut perokok.
· Iritasi asap tembakau yang terus menerus akan meningkatkan aktivitas sel epitel mukosa rongga mulut. Akibatnya terjadi penebalan terutama pada daerah mukosa pipi dan dasar mulut. Perubahan ini nampak sebagai bercak putih yang biasa disebut leukoplakia. Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Lesi ini dapat berubah menjadi ganas dan akhirnya menjadi kanker rongga mulut. Kebanyakan pasien dengan kanker pada rongga mulut hanya dapat bertahan hidup selama 5 tahun. Hal ini karena kanker rongga mulut biasanya ditemukan dalam tahap lanjut dan sudah berkembang.
Young boy with stained teeth |
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang dihisap setiap hari, berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok, dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Biasakan memeriksa kondisi gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali meskipun tidak ada keluhan. Dan yang paling penting adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu konsultasikan dengan dokter.